JUM'AT, 13 September 2013
Jakarta, Radaronline
Ketua FPI yang kami hormati…..
Belakangan ini ramai pemberitaan di Media Massa terkait aksi penolakan terhadap penyelenggaraan Miss World di Bali. Dari sekian banyak yang melakukan aksi penolakan, terlihat FPI sebagai garda terdepan untuk menggagalkan event ini. Berbagai alasan dikemukakan tanpa mengenal nego. Alasan tersebut diungkapkan dengan nada emosi berlebihan sekaligus mengancam, siap “perang”. Pernyataan tersebut sekali lagi memunculkan kesan bahwa agama (Islam) berwajah sangar, beringas, keras, tak kenal dialog, dan tak menghormati siapapun. Akibatnya, agama sekaligus penganutnya menjadi korban, sebagaimana keberadaan kami, Umat Muslim di Bali.
Belakangan ini ramai pemberitaan di Media Massa terkait aksi penolakan terhadap penyelenggaraan Miss World di Bali. Dari sekian banyak yang melakukan aksi penolakan, terlihat FPI sebagai garda terdepan untuk menggagalkan event ini. Berbagai alasan dikemukakan tanpa mengenal nego. Alasan tersebut diungkapkan dengan nada emosi berlebihan sekaligus mengancam, siap “perang”. Pernyataan tersebut sekali lagi memunculkan kesan bahwa agama (Islam) berwajah sangar, beringas, keras, tak kenal dialog, dan tak menghormati siapapun. Akibatnya, agama sekaligus penganutnya menjadi korban, sebagaimana keberadaan kami, Umat Muslim di Bali.
Pernyataan Anda sebagai pimpinan Ormas yang mengatasnamakan Islam,
telah melukai keberadaan Umat Hindu di Bali. Kata-kata Kafir selalu Anda
ungkapkan untuk menyerang bagi mereka yang tak sejalan dengan Anda.
Bahkan anda secara terang-terangan mengatakan jika Gubernur kami, Bapak
Made Mangku Pastika sebagai Gubernur Kafir.
Rakyat Bali, baik Hindu maupun Islam seperti kami ini, sama sekali
tidak pernah sedikitpun mempermasalahkan Event ini. Walaupun juga tidak
sedikit yang tidak sepakat dengan acara ini, tapi bukan berarti ingin
menggagalkan. Selain sebagai wujud toleransi keberagaman, juga diakui
atau tidak, acara ini jelas akan berdampak pada pertumbuhan Pariwisata
Bali (termasuk Indonesia), dimana rakyat Bali sebagaian besar
menggantungkan hidupnya pada sektor ini.
Jika kemudian event ini terganggu dengan aksi-aksi anarkis, apalagi
sampai digagalkan dengan paksa, maka sebenarnya yang dirugikan secara
langsung adalah rakyat Bali yang menggantungkan hidupnya di Pariwisata.
Dengan liputan yang luas dari hampir semua Negara di dunia ini, kejadian
yang semua kita tak harapkan tersebut, nantinya akan memperburuk citra
Pariwisata Bali yang belum saja pulih pasca ledakan Bom Bali beberapa
tahun lalu.
Dari pernyataan-pernyataan Anda yang ingin menang sendiri tersebut,
secara otomotis telah memancing rakyat Bali untuk melakukan hal yang
sama dengan ungkapan anda. Mencemooh dan caci maki terhadap diri Anda
dan Ormas yang Anda pimpin. Lebih parahnya, rakyat Bali yang mayoritas
beragama Hindu, bagi mereka yang belum paham, terpancing juga untuk
mencaci maki agama Islam.
Perlu diketahui, hubungan Hindu dan Islam di Bali selama ini berjalan
Harmonis. Kami saling menghargai, menghormati, dan kami bersama-sama
menjaga keberagaman ini sudah sejak Nenek Moyang kami. Permasalahan ini
jangan sampai meretakkan hubungan toleransi yang sudah kami jaga.
Kita bisa saksikan berbagai tulisan di berbagai media jejaring social
yang mendiskriditkan Islam. Kami disini hanyalah minoritas yang akan
dijadikan luapan emosi akibat pernyataan Anda. Kami tidak menyalahkan
mereka yang sudah terlanjur menghina Islam. Pernyataan anda yang
berlebihan, tentunya akan ditanggapi juga dengan berlebihan. Dan semua
kena getahnya.
Sebagai orang awam, terus terang kami tidak mengerti apa sebenarnya
yang Anda perjuangkan melalui FPI ini. Kalau Anda ingin membela Islam,
justru Anda telah memperburuk citra Islam. Jika Anda mengaku Islam dan
mengikuti Nabi Muhammad SAW, kenapa cara berbicara dan metode dakwah
Anda sama sekali jauh dari prilaku Rasul. Jika Islam hadir sebagai
Rahmatal Lil Alamin, justru Anda dan FPI hadir untuk memperkeruh
suasana, memperbelah umat.
Untuk diketahui, kondisi Bali sekarang sedang siaga ekstra ketat
untuk mengamankan event yang saat ini sedang berlangsung. Polisi,
Pecalang, dan masyarakat Bali ikut terlibat dalam pengamanan ini. Di
berbagai media bahkan banyak yang menyatakan pendapatnya untuk perang
“puputan” bagi mereka yang ingin menggagalkan acara di Bali Selatan
tersebut. Semua waspada, dan tentunya yang mereka curigai adalah
penganut Islam.
Senada dengan ungkapan Pimpinan GP Ansor NU, bahwa jangan lekas-lekas
menganggap Miss World sebagai kegiatan negative. Banyak juga hal
positif dari penyelenggaraan ini, terutama bagi Bali dan rakyat Bali,
baik efek langsung, maupun tak langsung.
Melalui surat ini, kami, Umat Muslim Bali sama sekali tidak
terganggu, sekaligus tidak pernah mempermasalahkan penyelenggaraan Miss
World di Bali. Bahkan kami sangat berharap bahwa event ini dapat
berjalan lancar dan sukses.
Kami mohon dengan hormat kepada Anda dan Ormas yang Anda pimpin,
untuk tidak membawa-bawa label Islam sebagai tameng dari ketidak
setujuan Anda terhadap event ini. Bukan pada event ini saja, pada
aktivitas FPI lainnya yang terbiasa main hakim sendiri, untuk tidak lagi
mengatasnamakan Islam. Sekali saja anda bertindak, yang lain kena
getahnya.
Kemudian untuk menghindari “perang” saudara sesama anak bangsa,
urungkan niat Anda dan Ormas yang anda pimpin untuk menggagalkan event
ini. Jika Anda tidak setuju tidak masalah, namun bukan berarti harus
menggagalkannya. Pro-kontra ini akan meluas menjadi konflik Agama,
dimana rakyat Bali yang mayoritas beragama Hindu setuju dan siap
mengamankan, sedangkan kelompok yang selama ini berkoar-koar tidak
setuju mengatasnamakan Islam. Secara jelas Hindu Bali yang menyatakan
siap perang “puputan” bagi mereka yang ingin menggagalkan event ini,
sebenarnya secara tersirat Hindu Bali siap melawan Islam (oknum). Yang
dirugikan adalah kami Umat Muslim di Bali, yang menjadi sasaran caci
maki dan sebagainya.
Dan semua berharap, semoga anda sadar bahwa di negeri ini bukan hanya
anda dan kelompok anda saja yang hidup. Jangan merasa di negeri ini
Islam adalah agama mayoritas kemudian semena-mena terhadap minoritas,
yang kerjaannya selalu main hakim sendiri tanpa menghormati penegak
hukum. Sadarlah, setiap ucapan dan tindakan anda selalu menyisakan
“getah” bagi orang lain. Dan ingat, Anda hidup di Bumi Pancasila!.
Salam Damai dari Bali!
(Dari Umat Muslim Bali - Al Faqir Ilmi)
Sumber: Radar Online Indonesia (diakses 15 September 2013, pkl.23.35 Wib)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar