Rabu, 25 September 2013

4 (EMPAT) SERANGAN POLITIK AMIEN RAIS KEPADA JOKOWI

Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais kini makin rajin mengkritik Joko Widodo (Jokowi). Suara Amien makin lantang menjelang Pemilu 2014.

Amien menilai, Jokowi tidak layak menjadi presiden. Menurutnya, kemampuan Jokowi memimpin negara belum teruji.

Ia mencontohkan saat menjadi wali kota Solo. Jokowi dianggap gagal. Kemiskinan dan kumuh masih menghiasi kota Solo.

Berikut serangan-serangan Amien Rais pada Jokowi yang dirangkum LENTERA.Com

1. Jokowi seperti Joseph Estrada

Amien Rais mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak salah memilih pemimpin. Apalagi memilih hanya karena kepopulerannya seperti Jokowi.

"Dulu, Joseph Estrada (mantan Presiden Filipina) juga dipilih mutlak. Dia kan bintang film Filipina. Setiap sore, masyarakat melihat filmnya, dikeroyok tujuh orang menang, ditembak tidak pernah kena," katanya.

Karena ketenarannya lewat film-filmnya itu, kata dia, masyarakat Filipina melihatnya sebagai sosok yang bisa mengatasi masalah sehingga kemudian terpilih sebagai Presiden Filipina.

"Masyarakat Filipina melihat Joseph Estrada ketika itu sebagai 'The Hero of Filipina'. Namun, kurang dari sembilan bulan menjabat ternyata dia (Joseph Estrada) sudah mendapat 'impeachment' (pemakzulan)," katanya.

Memang, kata Amien, Pak Jokowi orangnya baik dan tidak separah Joseph Estrada, tetapi untuk memahami persoalan bangsa yang luas dengan menjadi capres, sebaiknya 'jam terbangnya' diasah menjadi gubernur dulu.

2. Amien ingatkan sumpah jabatan Jokowi

Amien Rais mengingatkan Jokowi sudah disumpah jadi gubernur selama lima tahun. Menurut Amien, Jokowi harus mengabdi selama 5 tahun terlebih dahulu kepada warga Jakarta, baru maju ke capres.

"Dia (Jokowi) kan disumpah untuk lima tahun (sebagai Gubernur DKI Jakarta). Untuk mengatasi kemacetan, banjir, kekumuhan, dan lain-lain yang dihadapi masyarakat Jakarta," katanya.

Menurut mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu, pengalaman Jokowi harus diasah sebagai gubernur di DKI Jakarta dulu, baru bisa naik 'peringkat' jadi calon presiden. Dalam perpolitikan ada fatsunnya, atau etika berpolitik yang harus ditaati, termasuk berkaitan dengan Jokowi yang sudah disumpah untuk menyelesaikan berbagai problem di Jakarta selama lima tahun.

"Jokowi orangnya baik, ketawa-ketawa, suka blusukan, makan gado-gado dengan tukang becak, merakyat, masuk got kemudian keluar lagi, melewati jembatan berayun-ayun, dan sebagainya," kata Amien. 

3. Jokowi gagal pimpin Solo

Amien Rais pernah mengkritik habis-habisan Jokowi saat menjadi wali kota Solo. Amien mengaku heran mengapa orang membangga-banggakan Jokowi padahal gagal memimpin di Solo.

"Solo itu masih kumuh, gelap, agak miskin. Sebenarnya ini sudah masa tenang kampanye sebetulnya tidak boleh, tapi Anda (wartawan) tanya ya saya jelaskan. Solo itu kemiskinannya tertinggi di Jawa Tengah," kata Amien Rais kepada wartawan di Monas, Rabu (19/9) tahun lalu.

Karena itu, mantan ketua MPR ini mengaku heran mengapa Jokowi dinobatkan sebagai salah seorang wali kota terbaik di dunia. "Saya heran. Saya itu orang Solo, kalau Solo jadi wali kota terbaik di muka bumi, itu gagal dan lemah. Saya sudah keliling ke Timur Tengah, Eropa Timur, Eropa Barat, Amerika, Australia, Rusia, itu kota bagus cemerlang, rapi, hijau," katanya.

4. Jokowi diminta tak bernafsu nyapres
Jika Jokowi tetap maju dalam Pilpres 2014 mendatang, Amien pun meragukan etika politik mantan wali kota Solo itu. Amien meminta Jokowi lebih dulu membuktikan semua janji-janjinya saat berkampanye di Pilgub DKI tahun lalu.

"Lebih baik bersabar, buktikan dulu sukses sebagai Gubernur DKI, saya kira nanti berbondong-bondong orang akan memilih dia," kata Amien saat melepas rombongan mudik PAN di Senayan, Jakarta, Minggu (3/8).

Amien mengakui, elektabilitas Jokowi saat ini memang tinggi mengalahkan capres lainnya seperti Prabowo Subianto, Megawati, Aburizal Bakrie dan Hatta Rajasa. Namun, peta politik jelang pemilu bisa berubah-ubah.

"Sekarang ini memang Jokowi paling tinggi, tapi politik itu biasanya memang suka berubah-ubah," kata Amien Rais.


Sumber: Merdeka.Com, (Politik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar