Setelah mengakuisisi unit bisnis handphone Nokia dengan menggelontorkan dana sebesar 7,2 miliar Dolar AS, raksasa bisnis software Komputer, Microsoft kini mengincar unit bisnis handphone BlackBerry sebagai langkah perluasan jaringan bisnis selanjutnya.
Produsen smartphone asal Kanada yang dikenal dengan fasilitas BBM nya itu pada bulan Agustus lalu memang telah menyatakan sedang mencari calon pembeli. Akan tetapi, kalaupun tertarik, Microsoft tidak bisa begitu saja
mengakuisisi unit bisnis handphone BlackBerry. “Nokia sudah memakai platform
Windows dari Microsoft, jadi bisa langsung diintegrasikan,” ujar analis
Atlantic Equities, James Cordwell, yang dikutip oleh Reuters.
“Siapa pun yang mengakuisisi BlackBerry mungkin lebih tertarik dengan
infrastruktur jaringan dan aset paten perusahaan itu dibanding bisnis handphone miliknya, jadi mungkin skenario pembeliannya berbeda,” tambah Cordwell.
Direktur Ekuitas ScotiaMcLeod, Fred Ketchen, yang memiliki saham di
BlackBerry, mengatakan bahwa akuisisi Microsoft atas Nokia telah
meningkatkan spekulasi di pasar bahwa BlackBerry dan aset-aset mobile yang dimilikinya bakal menarik pembeli.
Saham perusahaan ini naik 2,2 persen dalam perdagangan tengah hari di
Nasdaq, menyusul pengumuman akuisisi Nokia. Namun, hingga kini masih
belum jelas, perusahaan mana yang tertarik dengan aset BlackBerry,
kalaupun ada.
Sementara disisi lain, pembelian Nokia oleh Microsoft membuat tekanan
terhadap BlackBerry makin meningkat. “Sumber daya yang disuntikkan
Microsoft ke bisnis ini mungkin akan mempersulit BlackBerry,” ujar
analis teknologi Brian Colello dari Morningstar, yang dikutip oleh New York Times. “Akuisisi itu memberi dampak buruk untuk BlackBerry.”
Dengan membeli Nokia, Microsoft mengikuti langkah Apple dalam hal mengontrol ekosistem hardware dan software secara end-to-end. Pembelian Motorola oleh Google beberapa waktu lalu disinyalir merupakan upaya menuju arah yang sama.
BlackBerry juga melakukan hal serupa, tetapi sejauh ini kurang
berhasil. Kini, dengan bergabungnya Nokia dan Microsoft, serta masih
belum jelasnya calon pembeli, Chris Umiatowski dari Crackberry mengatakan bahwa perusahaan itu tidak memiliki pilihan lain kecuali berusaha membuat terobosan besar di bisnis hardware atau “melempar handuk” dan beralih ke segmen software dan layanan.
Minggu lalu, direktur sekaligus anggota komite khusus BlackBerry,
Bert Nordberg, mengatakan bahwa BlackBerry bisa selamat dengan beralih
menjadi “pemain kecil” yang fokus ke segmen industri yang selama ini
menjadi kekuatannya: enterprise dan sekuriti.
“Dalam sejarahnya, BlackBerry selalu punya ambisi besar, tapi
raksasa-raksasa seperti Apple, Google, dan Samsung sulit disaingi,” ujar
Nordberg. (Kp/Richard BP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar