Jumat, 13 September 2013

ADA PENCURI DI MUSEUM NASIONAL

Sebanyak empat artefak yang terbuat dari emas di Museum Nasional, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, hilang. Sampai saat ini, belum diketahui kronologi serta kapan terjadinya peristiwa tersebut.

"Ada empat yang hilang, di ruang artefak yang lantai dua. Itu namanya ruang emas," kata salah seorang petugas kebersihan museum, Kamis (12/9/2013).

Sampai saat ini, pihak pengelola museum belum bisa dimintai keterangan terkait hilangnya empat koleksi mereka.

Namun, hal ini juga dibenarkan oleh Kanit Reskrim Polsek Metro Gambir Komisaris Joko Waluyo. Menurutnya, saat ini, polisi tengah melakukan olah tempat kejadian perkara.

"Benar ada empat artefak emas yang hilang. Pihak museum belum laporan. Jadi, kami belum tahu bagaimana hilangnya," ujarnya saat dihubungi. Kepolisian Republik Indonesia masih terus berupaya menyelidiki kasus pencurian empat artefak di Museum Nasional, Rabu (11/9/2013). Hal ini dugaan keterlibatan jaringan sindikat pencuri barang bersejarah berskala internasional.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie mengatakan, segala upaya terus dilakukan guna mengungkap kasus pencurian tersebut. Polri pun telah menerjunkan tim gabungan untuk menyelidiki kasus ini.

"Polres Jakarta Pusat diberikan tugas mengungkap kasus ini dalam waktu dekat, dengan di-back up Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Bareskrim Polri memberikan back up secara fungsional," kata Ronny di Mabes Polri, Jumat (13/9/2013).

Ronny mengatakan, sejumlah saksi yang diduga mengetahui kasus ini telah diperiksa. Selain itu, polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara guna mencari tahu sejumlah alat bukti untuk mengungkap hal ini.

"Mudah-mudahan ada saksi-saksi agar penyidik bisa mengungkap kasus ini," kata Ronny.

Untuk diketahui, Museum Nasional, Jakarta, kehilangan empat koleksinya berupa artefak yang terbuat dari emas pada Rabu (11/9/2013) sekitar pukul 09.00. Namun, pengelola Museum Nasional baru melaporkan kejadian tersebut pada Kamis (12/9/2013).

Keempat artefak tersebut terletak di dalam satu buah lemari kaca yang berada di ruang Kasana, lantai dua gedung lama museum terbesar di Asia Tenggara itu. Keempat artefak tersebut berukuran relatif kecil.

"Kemarin Museum Nasional kehilangan empat koleksinya, berupa lempeng emas temuan abad 18 oleh Belanda. Seluruhnya merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno pada abad 10 Masehi," kata Kacung Marijan, Pelaksana Tugas Dirjen Kebudayaan, Kamis (12/9/2013).

Berikut keempat artefak yang hilang tersebut:
1. Lempeng Naga Mendekam Berinskipsi, merupakan peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-10 Masehi. Ditemukan di Jalatunda, Mojokerto, Jawa Timur. Artefak ini berbentuk naga dalam posisi melingkar, pada kepala naga tersebut terdapat mahkota. Artefak berukuran panjang 5,6 sentimeter dan lebar 5 sentimeter ini terbuat dari lempengan emas tipis yang dipukul-pukul dan kemudian dipotong sehingga membentuk seekor naga.

2. Lempeng Bulan Sabit Beraksara, ditemukan di Patirthan Jalatunda, Mojokerto, Jawa Timur, merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-10 Masehi. Benda yang mempunyai panjang 8 sentimeter dan lebar 5,5 sentimeter ini berbentuk seperti bulan sabit berbahan emas. Di kedua ujung benda tersebut terdapat deretan empat buah segitiga runcing yang sangat kecil. Deretan segitiga tersebut terlihat seperti cakar.

3. Wadah Bertutup (Cepuk), benda yang merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno pada akhir abad ke-10 Masehi ini ditemukan di Patirthan Jalatunda, Mojokerto, Jawa Timur. Benda dengan diameter 6,5 sentimeter dan tinggi 6,5 sentimeter ini berbentuk seperti dandang bertutup tanpa pegangan yang berukuran sangat kecil. Permukaan benda tersebut tidak rata dan bagian dasarnya sedikit cembung. Tutupnya berbentuk bundar, serta terdapat pegangan tutup yang berbentuk bulatan seperti stupa dan berongga, serta terdapat goresan yang melingkari pegangan tutup.

4. Lempeng Harihara, benda dengan panjang 10,5 sentimeter dan lebar 3,5 sentimeter ini berbahan emas dan perak. Sampai saat ini, belum diketahui dari peninggalan siapa benda yang ditemukan di Belahan, Penanggungan, Jawa Timur, ini. Lembaran ini melukiskan arca Harihara yang berdiri di atas bantalan teratai ganda. Rambut arca tersebut ditata meruncing ke atas diikat dengan hiasan rambut berbentuk bunga mekar. Letak kedua tangannya di depan perut. Sinar kedewaan berada di belakang kepala berbentuk oval, berhiaskan motif lidah api.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar