Selasa, 15 Oktober 2013

SIAPA DAN DIMANA BUNDA PUTRI?

Nama Bunda Putri pertama kali muncul dalam rekaman telepon yang diputar jaksa di persidangan Ahmad Fathanah pada 29 Agustus 2013 lalu. Dalam rekaman itu, Bunda Putri membahas perihal reshuffle dengan Luthfi. Mereka menyebut sejumlah nama, seperti Haji Susu, Pak Tan, Dipo, dan Pak Lurah. Pada sidang tersebut, mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera, Luthfi Hasan Ishak yang hari itu menjadi saksi untuk tersangka Ahmad Fatanah, mengaku mengenal Bunda Putri. Luthfi mengklaim, Bunda Putri merupakan orang dekat SBY. Pernyataan Luthfi dalam kesaksiannya di pengadilan tersebut, yang mengkaitkan kedekatan bunda putri dengan Presiden RI tersebut, kontan menyulut kemarahan SBY. Presiden SBY tak kuasa menahan emosi saat namanya disebut dekat dengan Bunda Putri. SBY menegaskan, apa yang dikatakan Luthfi tidak benar.
"Bunda Putri orang yang sangat dekat dengan Presiden SBY, 1.000 persen Luthfi Bohong! Dia sangat tahu dengan kebijakan reshuffle, 2.000 persen bohong!" ucap SBY geram.
 "Saya bukan pejabat kecengan. Mau reshuffle ngomong sama orang yang tidak jelas. Kemudian pernyataan seperti ini, sangat dekat dengan Presiden SBY, luar biasa. Semoga Allah mengampuni,"demikian tutur SBY dalam keterangan pers di Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur, Kamis (10/10-2013) malam.
Lalu siapa sebenarnya Bunda Putri? Sebuah majalah yang mengaku menemukan jejaknya menulis, bahwa Bunda Putri yang memiliki nama asli Non Saputri bertempat tinggal di Jalan Metro Pondok Indah, SB-09, RT05/015, Jakarta Selatan.

Bunda Putri ini diketahui berasal dari Cilimus, Kuningan, Jabar. Bunda Putri juga memiliki rumah di sana. Menurut adik tirinya, Otong Mulyadin yang juga kepala desa, Bunda Putri kerap pulang 4-5 bulan sekali. Ketika pulang dia kerap membagikan sembako dan uang ke penduduk yang tak mampu.

Sebuah blog di Kompasiana menulis, Bunda Putri juga dikenal dengan nama Bu Pur atau Sylvia Soleha, istri Purnomo kepala Rumah Tangga Cikeas. Sylvia Soleha adalah teman dekat Ibu Negara Ani Yudhoyono. Sylvia juga sering terlihat berada dalam rombongan Ibu Negara, Ani Yudhoyono menghadiri berbagai kegiatan. Misalnya saat peringatan Hari Olahraga Nasional di gedung Tennis Indoor dan lain sebagainya.

Karena kedekatannya dengan Ibu Negara itu, sudah bukan rahasia lagi banyak pejabat maupun pengusaha termasuk makelar proyek berusaha mendekati Silvia.

Sebetulnya, lanjut Intel Imoet, si pemilik akun di Kompasiana itu, Sylvia Soleha untuk pertama kali disebutkan dalam laporan investigasi terhadap Mindo Rosalina Manulang, mantan direktur pemasaran PT Anak Negeri, perusahaan yang dimiliki oleh mantan bendahara Demokrat Nazaruddin.
 “Wafid Muharram (mantan Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga) mengatakan, ada seorang pengusaha yang direkomendasikan oleh Angelina Sondakh (mantan anggota DPR dari Partai Demokrat) yang ingin mengambil proyek tersebut, ” ujar Mindo seperti dalam salinan laporan yang  dimuat The Jakarta Post.

“Dan ada juga seorang pengusaha yang direkomendasikan oleh departemen rumah tangga Cikeas. Tapi saya lupa namanya,” tambah Mindo dalam laporan tersebut.

Dalam audit BPK juga tertulis ada tiga orang dekat Presiden SBY turun langsung meyakinkan para pejabat berwenang agar mengubah kontrak single year menjadi multiyear. “Pada saat proses permohonan sekitar Oktober 2010, WM mengaku diyakinkan oleh pihak-pihak yang dapat membantu proses multi years ke Kementerian Keuangan, yaitu SSH(SYLVIA SOLEHA),  WWS (Widodo Wisnu Sayoko anak Sylvia Soleha) dan AGU (Arif Gundul),” demikian kalimat hasil audit investigasi Hambalang jilid II, halaman 37.

Hal ini diperkuat dengan terendusnya “sidik jari” Sylvia Soleha  oleh penyidik KPK di ruang kerja  para Pimpinan Kementerian Pemuda dan Olahraga .

Audit itu juga menerangkan bagaimana IR mengenalkan SSH(SYLVIA SOLEHA) kepada WM setelah SSH menghadap AAM. IR mengantarkan SSH ke ruang kerja WM dengan menjelaskan bahwa SSH akan meminta pekerjaan di Kemenpora sesuai dengan petunjuk dan persetujuan AAM.

Dari situ, AGU dan WWS kemudian kerap melakukan koordinasi dengan WM sebagai tindaklanjut dari pekerjaan yang akan diberikan kepada SSH. AGU dan WWS sendiri disebut dalam LHP jilid II itu adalah orang yang diminta SSH (SYLVIA SOLEHA) secara khusus untuk membantu proses pengurusan kontrak tahun jamak (multi years) proyek P3SON.

“WM mengaku pernah mendapatkan penjelasan dari AGU dan WWS bahwa SSH telah melakukan komunikasi dengan pihak Kementerian PU dan Kementerian Keuangan, termasuk melakukan komunikasi dengan AR dan ADWM.”

Inisial SSH sendiri merujuk pada Sylvia Sholehah atau Bu Pur. Sementara WWS Widodo Wisnu Sayoko adalah anak dari Bu Pur. Sementara WM adalah inisial dari mantan Sekretaris Menpora Wafid Muharam. AAM adalah mantan Menpora Andi Alfian Mallarangeng. Adapun ADWM adalah inisial Agus Dermawan Wintarto Martowardojo atau Menteri Keuangan yang kini menjadi Gubernur Bank Indonesia, dan AR adalah inisial Anny Ratnawaty, mantan Dirjen Anggaran Kemenkeu yang kini menjadi Wakil Menteri Keuangan.

Demikianlah, satu demi satu kesejatian Bunda Putri mulai terkuak. Bukan cuma Intel Imoet yang mencoba mengungkap, mayoritas media juga berlomba-lomba melengkapi data mengenai Bunda Putri. Namun anehnya, dari pihak istana juga masih tetap ngotot dan mengaku tidak mengenal Bunda Putri.
 Bagaimanakah sesungguhnya sosok Bunda Putri itu? Seberapa kayakah dia karena menjadi "figur penting" dalam beberapa mega proyek. Seberapa besarkah kekuasaannya, sampai-sampai Luthfi Hasan Ishak meyakini perempuan 'sakti' itu mampu mempengaruhi kebijakan Presiden SBY dalam mereshufle kabinet? Benarkah demikian adanya? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.


Sumber : Catatan kaki Jodhi Yudono, KOMPAS.Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar