Tuan, mari kita
kaji satu persatu: Mengapa harga bawang, cabe, beras dan kedelai bisa dengan
mudah mencapai langit? Bagaimana mungkin harga daging sapi yang sudah
diimport agar menjadi murah, malah semakin melambung ke luar angkasa? Bukankah negeri ini subur, gemah ripah loh jinawi dan dikenal sebagai negerinya pak tani? Bila kami sudah tak bisa lagi makan daging sapi karena tak terjangkau lagi harganya, ya sudahlah, gak apa-apa tuan, kami pun tahu diri. Namun kalau tempe dan tahu pun tak bisa juga lagi kami cicipi, ini sudah keterlaluan tuan. Apakah kami sudah tidak berhak lagi menikmati secuilpun kenikmatan di tanah leluhur kami? Apakah hanya tuan dan kroni-kroni tuan yang berhak pesta pora menikmati milyaran bahkan triliunan rupiah yang keluar dari dompet ibu pertiwi, yang juga adalah ibu kami? Tuan biarkan kami makan nasi aking, tiwul, gaplek dan sejenisnya yang sebenarnya tak layak untuk dimakan.Tahukah
tuan biaya pendidikan di negeri ini masih tetap tergantung di
awang-awang sehingga sangat sulit dijangkau oleh mayoritas anak negeri?
Tuan lihatkah dengan mata kepala tuan sendiri bahwa kaum marjinal di
negeri ini selalu diperlakukan semena-mena di semua lini kehidupannya?
Maut sudah jadi sahabat kental kaum terpinggirkan itu. Bila mereka sakit, dilempar kesana
kemari, dibuat sejuta alasan untuk menolaknya, yang pada akhirnya
bukannya sembuh malah mati. Mengerikan sekali. Bagaimana cara tuan
menghitung jumlah kaum miskin di negeri ini, sehingga hanya menghasilkan
angka jutaan orang yang berhak menerima BLSM? Padahal tuan sebenarnya
tahu pasti jumlah kaum miskin di negeri ini mencapai angka puluhan juta
orang. Kenapa harus diperkecil angka kaum miskin itu tuan? Supaya tuan
dipandang berhasil mengentaskan kemiskinan ya? Maaf tuan, kami tidak
bodoh, juga tidak bisa tuan bodohi. Kami juga tahu matematika tuan.
Kami tak butuh omong kosong, yang kami lihat adalah kenyataan. Apa
kabarnya Century tuan? Super power mana yang
mampu menggelontorkan dananya hingga triliunan rupiah sehingga begitu
mulus dan lancar? Aaaahhh.....hanya Tuhan yang tahu itu. Semoga suatu
hari nanti kebenaran akan bersaksi yang sebenar-benarnya, tidak lain
dari yang sebenarnya. Saya bermimpi seandainya tuan amanah di sisa waktu
tuan menduduki kursi singgasana itu, mungkin seperseratus dari
angan-angan saya terhadap keadaan negeri yang lebih baik dari sekarang
ini akan terealisasikan. Aaaaaaahhhhh.....saya memang pemimpi besar
tuan.......!
Sabtu, 31 Agustus 2013
SEANDAINYA TUAN AMANAH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar